Hukum kematian manusia masih terus terjadi,
Karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi.
Adakalanya seorang manusia menjadi penyampai berita
Dan esok hari tiba-tiba sudah menjadi bagian dari suatu berita
Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan
Maka manusia diantara keduanya, dalam alam impian dan khayalan
Maka selesaikan segala tugas dengan segera, niscaya umur-umurmu,
Akan berlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah yang akan ditanyakan.
(Diambil secara bebas dari kitab Laa Tahzan).
DEMIKIANLAH hakikat kematian dan kehidupan. Kehadirannya tidak selalu disertai dengan pendahuluan. Dan demikianlah kematian itu menimpa orang-orang mukmin.
”Diantara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur. Diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya),” (QS Al-Ahzaab 23).
Setiap Jiwa akan Mati (Kullu nafsi Dzaaiqotul maut)
Khairil Anwar seorang penyair Pujangga Baru yang ingin hidup seribu tahun lagi, akhirnya mati juga bahkan dalam usia muda. Dan nun jauh disana di Palestina, orang-orang Yahudi yang datang dari penjuru dunia dan berkumpul untuk mendapatkan kehidupan dunia. Bahkan al-Qur’an mengabadikannya sebagai kelompok yang sangat rakus dan ingin hidup seribu tahun lebih. Akhirnya harus hidup gelisah, takut dan mencekam serta banyak yang mati dalam menghadapi para mujahidin Intifadhah. Khalid bin Walid yang berkali-kali mengikuti perang bersama Rasul saw. dan sahabat dan dalam tubuhnya ada 70 lebih bekas tusukan pedang, ternyata meninggal dalam pembaringan.
Begitulah ajal, punya cara tersendiri dalam mendatangi manusia. Suatu realitas yang akan menjemput setiap insan tanpa kecuali. Mereka yang sholih dan tholih (durhaka), mu’min dan kafir. Kematian menghancurkan setiap kelezatan dunia dan menghentikan langkah manusia di dunia. Tetapi banyak manusia yang lalai dan abai dari kematian. Padahal melalaikan kematian tidak berguna sama sekali untuk menolak kematian. Kematian pasti akan datang menjemput manusia, baik yang melalaikannya ataupun menyadarinya. Karena kematian adalah realitas (hak). ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali Imraan 85).
Kematian akan datang kepada manusia baik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok atau serentak. Musibah Tsunami, gempa bumi, longsor, badai, gunung meletus, kecelakaan pesawat terbang, kereta api dan kendaraan lainnya telah merenggut ratusan ribu nyawa secara serentak.. Bahkan kematian yang disebabkan karena musibah lebih banyak dari yang disebabkan oleh perang. Malaikat maut tidak pernah merasa lelah mengerjakan tugas ini dari Allah SWT. Dan tidak akan menunda-nunda waktu barang satu menitpun. Pada gilirannya malaikat maut akan menyapa dan mendatangi kita, dimana saja kita berada. ”Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS An-Nisa 78). Abu Darda berkata:”Apabila anda mengingat orang-orang yang sudah mati, maka anggaplah dirimu salah seorang di antara mereka”
Kematian merupakan rahasia Allah, tetapi Allah SWT. memberikan tanda-tandanya pada manusia, agar mereka sadar dan mempersiapkannya. Gigi rontok, rambut beruban, anggota badan sakit dan fisik melemah. Tanda-tanda lain berupa isyarat-isyarat yang Allah berikan berupa mimpi dan lainnya. Tanda-tanda ini sejatinya harus menjadi pelajaran dan nasehat bagi kita. Ibrahim An-Nakho’i berkata:”Jika kami datang ke rumah orang yang meninggal dunia atau mendengar ada orang yang meninggal dunia, hal itu membekas pada kami hingga berhari-hari, karena kami tahu akan ada sesuatu (ajal itu akan membawanya ke surga atau neraka)”.
Sakitnya Kematian (Sakaratul Maut)
”Dan datanglah sakaratul maut dengan benar, itulah yang senantiasa kamu hindari” (QS Qaaf 19). Wahai manusia inilah sakaratul maut yang kamu selalu hindari dan lari darinya. Padahal kematian itu pasti, dan sakaratul maut itu akan terjadi.
Sesungguhnya kematian adalah sesuatu yang paling menyakitkan yang akan dirasakan manusia. Bahkan sesuatu yang teramat menyakitkan melebihi yang lainnya. Rasa sakit itu berbanding lurus dengan keimanan dan amal seseorang. Orang-orang kafir akan merasakan sakit yang paling berat. Mereka akan merasakan sakaratul maut berhari-hari bahkan mungkin lebih dari satu minggu. Begitu juga orang yang yang zhalim akan merasakan betapa pedihnya sakaratul maut. Sedangkan orang beriman akan merasakan sakit juga tetapi tidak seperti orang kafir atau zhalim.
Bagi orang beriman, kepedihan dan kesakitan sakaratul maut adalah akhir dari penderitaan di dunia, dan penghapusan atas segala dosa-dosa yang telah dilakukan untuk kemudian mendapatkan keridhoan Allah dan kebahagiaan di akhirat. Sedangkan bagi orang-orang kafir sakaratul maut adalah awal dari azab di akhirat untuk kemudian mereka akan merasakan murka Allah dan azab yang lebih berat lagi. Yang pasti kedua golongan itu akan merasakan sakaratul maut. Dan yang paling ringan sakaratul mautnya adalah para syuhada. Bahkan mereka merindukan untuk hidup kembali dan mati syahid kembali.
Betapa beratnya sakaratul maut sampai Rasulullah saw. ketika menjelang ajalnya mencelupkan tangannya pada air dan berdo’a: Ya Allah ringankanlah padaku sakaratul maut” (HR at-Tirmidzi). Al-Qur’an dan Hadits telah menggambarkan bagaimana sakaratul maut. Bagi orang-orang yang kafir sangat menyakitkan sedangkan bagi orang-orang beriman sangat mudah. ” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata):”Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan ) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya” (QS al- An’am 93).
Kisah tentang kematian dan sakaratul maut sangat banyak sekali. Dan sekarang kita banyak dapati majalah-majalah yang menyebutkan tentang kondisi kematian seseorang, terutama orang-orang yang banyak berbuat maksiat. Para pezina baik lelaki maupun perempuan yang matinya bau busuk, yang mayatnya dimakan ulat dan belatung. Pemakan riba yang matinya gosong terbakar, para pemakan harta anak yatim yang matinya mengerikan, para penjudi yang matinya menghinakan, para pemabuk dan para pemuas seks bebas matinya di pangkuan pelacur. Para pemimpin kafir dan sekuler yang sekaratul mautnya lama dan dirahasiakan dsb. Kisah-kisah itu, walaupun mungkin cerita itu tidak benar semua dan banyak ilustri dan bumbu-bumbu dari sana-sini, tetapi yang pasti tidak semuanya salah.
BERSAMBUNG
Sumber: Majalah SAKSI, Jakarta

Karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi.
Adakalanya seorang manusia menjadi penyampai berita
Dan esok hari tiba-tiba sudah menjadi bagian dari suatu berita
Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan
Maka manusia diantara keduanya, dalam alam impian dan khayalan
Maka selesaikan segala tugas dengan segera, niscaya umur-umurmu,
Akan berlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah yang akan ditanyakan.
(Diambil secara bebas dari kitab Laa Tahzan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar