Sabtu, 27 September 2014

NICA


NICA Adalah Badan Administratif Dibentuk Sekutu Bukan Belanda

Post by Muslim binti Muskitawati on Sun Jun 06, 2010 12:16 am
NICA Adalah Badan Administratif Dibentuk Sekutu Bukan Belanda

NICA adalah NETHERLANDS INDIA CIVIL ADMINISTRATION yaitu Administrasi
Hindia Belanda yang adalah murni dibentuk oleh pihak sekutu yang
merekrut bekas pegawai2 Belanda yang berpengalaman dalam mengatur
pemerintahan di Indonesia. Tidak ada satupun kekuatan penjajahan yang
masih eksist setelah berakhirnya perang dunia kedua. Bahkan Inggris
yang memiliki jajahan terbanyak didunia ini memberikan semua konsesi nya
kepada pemenang perang dunia kedua ini kepada Amerika yang kemudian
menjadikan sekutunya. Itulah sebabnya, semua negara2 bekas jajahan
Inggris akhirnya mendapatkan kemerdekaannya dengan dukungan Amerika
melalui UN. Dalam kaitan ini, Amerika tidak merebutnya dengan kekerasan
senjata dari Inggris, melainkan mengambil alih kekuasaan Inggris
disemua jajahannya secara persuasif baik melalui referendum, bargain dan
kesepakatan2 administratif. Dalam hal inilah sebabnya kerajaan Jogya
masih tetap eksist karena merupakan bagian daripada kesepakatan2 itu
yang diterima Amerika atas inisiatif dari Belanda.

Itulah juga sebabnya, bahwa semua urusan politik yang terkait Indonesia,
maka oleh Amerika selalu diminta konsultasinya dengan pihak Belanda.
Jadi dalam hal ini, ewsemua permintaan ataupun keinginan yang berkait
dengqan kepentingan Indonesia yang diajukan kepada Amerika melalui UN,
selalu akan dikonsultasikan dulu dengan Belanda yang lebih lengkap arsip
permasalahannya.

Yang dinamakan sekutu sebenarnya hanya Amerika sendirian, tetapi karena
Amerika merekrut pasukan negara2 lainnya, maka disebutnya sebagai
"sekutu" yang bukan berarti kekuasaan bersama, dan juga bukan berarti
dominasi bersama, karena semua grand designnya memang didominasi cuma
oleh Amerika sendiri saja, dan negara2 sekutunya hanya merupakan partner
dalam memberi masukan2 penting untuk mengambil keputusan.

Demikianlah, setelah Amerika keluar sebagai pemengang tunggal perang
dunia kedua, otomatis semua jajahan negara2 yang kalah jatuh dibawah
kekuasaan Amerika.

Untuk bisa secara fisik menguasai semua negara2 jajahan tsb inilah maka
secara administrative, Amerika merekrut tenaga2 berpengalaman yang
pernah bekerja di negara2 jajahan ybs. Demikianlah, NICA terbentuk atau
dibentuk Amerika sebagai lembaga administrative untuk menangani
Indonesia yang pelaku2 nya adalah orang2 Belanda sendiri. Tujuannya
adalah melucuti semua senjata tentara Jepang diIndonesia bekas jajahan
Belanda.

Jadi meskipun NICA bagian dari singkatan Nederland Administrative tetapi
tetap pusat kendalinya berada di Amerika.

Jadi kendali negara2 dunia oleh Amerika berlaku dan bertahan hingga
sekarang terutama melalui UN.

> Wal Suparmo wrote:
> Ratu Belanda lebih dulu mengungsi
> ke Inggris tetapi setelah terjadi
> Battle of Britain lalu mengungsi
> ke Canada, bukan Belgia. Belgia
> malah sudah lebih dulu diduduki
> Jerman. NICA adalah NETHERLANDS
> INDIA CIVIL ADMINISTRATION yaitu
> Administrasi Hindia Belanda dalam
> pengungsian di Australia

Bukan permasalahan yang penting kemana ratu Belanda itu mengungsi,
karena tempatnya harus dirahasiakan, ratu Belanda adalah ratu yang waktu
itu terkaya di Eropah setelah hancurnya kerajaan Inggris. Karena itu
agen2 Jerman tetap mengejarnya kemanapun dia lari. Dia bukan cuma
mengungsi kesalah satu negara di Eropah saja, tapi berulangkali
berpindah setelah negara ybs jatuh kebawah kekuasaan Hitler. Jadi bisa
saja issuenya lari ke Inggris kemudian ke Kanada dan saya pribadi tidak
bisa memastikannya. Namun pasti dia pernah mengungsi ke Belgia karena
banyak keluarga dan sanaknya di Belgia, bahkan suaminyapun berasal dari
Belgia, dan negara Belgia juga berbahasa Belanda dari dulu hingga
sekarang.

Memang untuk menguasai dunia secara managerial oleh Amerika si pemenang
perang dunia kedua itu management-nya tidak gampang, karena itulah perlu
dibangun struktur pemerintahan domestik di-masing2 wilayah yang dalam
hal ini menghasilkan ciptaan negara2 baru yang kemudian masuk menjadi
anggauta UN setelah memenuhi persyaratan2.

Dengan management sekarang ini, maka beban dan anggaran dana untuk
menguasai setiap negara didunia ini menjadi lebih ringan bagi Amerika.

Jadi selain sebagai sekutu, juga aliansi Amerika dipilih dari negara2
yang berpengaruh didunia yang banyak menguasai jajahan2nya. Dan negara2
inilah yang kemudian didudukkan dalam Dewan Keamanan tetap yang memilik
hak veto. Artinya, meskipun dari luar kita anggap terjadi kontroversi
atau pertentangan diantara mereka, tetapi dominasinya tetap berada pada
Amerika yang menguasai seluruh managerial detail dari badan dunia ini.
Kalaupun terjadi ketidak sepakatan, maka hal itu hanyalah untuk
melakukan check and control dalam mengawasi negara2 yang mau
mengkhianati tujuan UN ini.

Contoh yang paling gamblang adalah kasus Hamas, meskipun dianggap oleh
negara2 Arab dan Islam bahwa Hamas sudah terpilih sebagai mayoritas
secara Demokrasi, ternyata tetap tidak bisa diakui UN karena para
pendukung Hamas ini memplesetkan pemahaman Demokrasi ini dalam makna
yang anti-demokrasi itu sendiri.

Demokrasi adalah hak setiap negara untuk menentukan nasibnya sendiri,
dan dalam hal Hamas sama sekali bukan untuk tujuan menentukan nasibnya
sendiri melainkan untuk menentukan nasib orang Yahudi yang menurutnya
wajib ditumpas dari muka bumi ini.

Demikianlah, tanpa adanya negara2 pemegang hak veto ini, maka Hamas bisa
masuk dan diakui sebagai anggauta UN yang mewakili sebuah negara yang
bertujuan menumpas dan menguasai tanah negara lainnya.

Itulah juga alasannya mengapa Abu Abbas yang cuma kurang dari 10% saja
pengikutnya tetap diakui sebagai wakil resmi negara Palestina karena
sebelumnya Abbas ini pernah mendapatkan dukungan mayoritas rakyat
Palestina warisan Yasser Arafat ini.

Cobalah anda bayangin, sewaktu Indonesia berhasil mendapatkan dan
menguasai wilayah baru di Timor Timur, maka Suharto membutuhkan tenaga2
professional yang dapat mengatur segalanya diwilayah yang baru ini.
Jadi Suharto tidak bisa cuma menyerahkan segalanya kepada tentara atau
ABRI waktu itu, melainkan Suharto merekrut orang2 Timor Timur sendiri
yang bisa bekerja sama setia kepada Indonesia. Jadi enggak mungkin
Suharto merekrut memberi kekuasaan kepada orang2 Timor Timur yang sejak
semula memusuhi Indonesia.

Enggak beda dengan Amerika yang keluar sebagai pemenang perang dunia
kedua, Amerika bukan cuma berhasil menguasai sejengkal tanah seluas
Timor Timur tetapi menguasai seluruh tanah2 bekas jajahan2 dari negara2
Eropah yang dihancurkan oleh Hitler yang kemudian menjadi aliansinya
atau sekutunya. Dalam kaitannya dengan Indonesia inilah, Amerika
menyerahkan kepercayaannya kepada badan baru yang dibentuknya yang
anggauta2nya berasar dari rekrutment bekas serdadu2 Belanda. Westerling
hanyalah salah satunya, dan Westerling itu bukan orang Belanda tetapi
keturunan Turki yang dulu pernah disewa Belanda untuk bekerja dikerajaan
Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar